Rabu, 09 Maret 2011

Ini bukan kontra opini, Lho!!!! :)

Mas Bro semua mungkin sudah pernah mendengar yang namanya program "DRL" atau yang lebih dikenal sebagai "Daytime Running Light", itu lho aturan pemerintah yang mengharuskan kita (para pengguna motor) untuk menyalakan lampu di siang hari..

Nah, kalo sebelumnya Mas Bro sekalian juga jeli, sebenarnya dulu pemerintah juga pernah punya kebijakan (terkait penghematan listrik), untuk mematikan lampu pada jam-jam tertentu. Sepintas terdengar aneh ya??
Kok kesannya antara satu kebijakan sama dengan kebijakan kontradiktif begini..Yang pasti pemerintah tidak sedang mengkonter opininya sendiri..hehe

Kalo dipikir-pikir ini pemerintah kok gak konsisten ya?, di satu sisi menyuruh kita matiin lampu, di sisi yang lain menyuruh kita nyalain lampu. Pusing kan?? hehe..Tapi ga perlu pusing juga sih, karena ini adalah 2 hal yang gak apple to apple, laen tujuan, laen pemanfaatannya. Arah penarikan kebijakan ini lebih kepada asas manfaat yang diperoleh. Untuk setiap upaya mematikan (dalam program penghematan energi) memberi dampak penghematan energi yang lumayan signifikan. Begitu juga dengan program DRL, upaya menyalakan lampu mengurangi potensi terjadinya kecelakaan di jalan raya. Okeh..,Hemat Energi dan Hemat Nyawa Mas Bro!!!!, kita cuma punya satu soalnya..:)

Strategi Keselamatan Jalan

Mas Bro sekalian, kebetulan sekali saya sedang melakukan riset terkait aspek keselamatan di jalan tol, maka dari itu pada kesempatan ini saya ingin sedikit berbagi, terkait topik riset saya ini. Meskipun sepintas antara jalan tol dan jalan raya terdapat beberapa perbedaan, paling tidak strategi yang akan saya jabarkan di bawah ini mampu merangkul kedua jenis jalan tersebut.

Secara garis besar, ada 5 kategori besar dalam strategi keselamatan jalan (Trinca et al, 1988):

1. Kontrol Eksposur (Exposure Control) 
Strategi ini menekankan regulasi terkait sistem transportasi, meliputi penyedian sarana transportasi massal berbasis keselamatan, pembatasan kecepatan, pembatasan usia penerima SIM, pembatasan kadar alkohol dalam darah pengemudi, dan lain sebagainya. Jika melihat ruang lingkup strateginya, kontrol eksposur masuk ke dalam "ranah kekuasaan "pemerintah sebagai regulator yang berwenang mengaturnya.

2.Pencegahan Kecelakaan (Accident Prevention)
Pencegahan kecelakaan yang dimaksud di sini menekankan pada aspek jalan itu sendiri sebagai prasarana transportasi. Desain geometrik dan fitur jalan yang baik, tentunya akan memberikan kontribusi keselamatan yang baik bagi para pengguna jalan tol tersebut. Sebagai buktinya adalah jalan tol, sejumlah literatur menyebutkan bahwa jalan jenis ini bisa 10 kali lebih aman ketimbang jalan raya biasa. Selain itu, pencegahan kecelakaan juga dapat dilakukan dengan pendekatan terhadap perilaku pengemudi pemakai jalan.

3.Modifikasi Perilaku Pemakai Jalan (Behaviour Modification)
Pengemudi merupakan faktor dominan dalam penyebab terjadinya kecelakaan. Desain jalan terbaik sekalipun, tidak akan berpengaruh banyak jika tidak diikuti modifikasi perilaku pemakai jalan. Faktor perilaku biasanya dapat diubah dengan memberikan pendidikan, pengarahan, sosialisasi dan berbagai upaya lainnya untuk menyadarkan pemakai jalan mengenai pentingnya perilaku yang baik dalam mengemudi.

4.Pengendalian Resiko Kecelakaan (Injury Control)
Strategi ini lebih menekankan pada pengurangan resiko kecelakaan yang dapat ditanggung oleh pemakai jalan. Hal ini biasanya dilakukan dengan penerapan standar keamanan tertentu pada fitur jalan maupun kendaraan. Sebagai contoh dalam kendaraan, ada standar keamanan tertentu yang harus dipenuhi ATPM misalnya ketersedian ABS, Airbag, dan fitur-fitur keselamatan lainnya.

5.Penanganan Paska Kecelakaan (Post-injury Management)
Strategi yang terakhir menitikberatkan pada upaya medis dan rehabilitasi terhadap korban kecelakaan.Akses terhadap pelayanan medis yang tanggap dan cepat serta ketersedian tenaga medis professional menjadi salah satu program penting dalam strategi ini.

Sementara, mungkin baru gambaran besar saja yang bisa saya jelaskan. Pada postingan berikutnya insya Allah saya akan mencoba membahas lebih dalam tiap-tiap strategi yang ada di atas. Semoga bermanfaat :)

Pic Source : gsx250.wordpress.com

Selasa, 08 Maret 2011

Sikap di Jalan Raya

Pernah gak ngalamin hal begini. Pertama, kita nyalip kendaraan lain, eh terus kendaraan yang disalip gak terima dong..,lantas dalam hitungan sepersekian detik jalan raya tadi tiba-tiba saja jalan berubah menjadi sirkuit, tempat menjajal aji performa. Si kendaraan yang di salip gak terima kalo kesuperioritasannya tergeser begitu saja.

Yang kedua, pernahkah ketika Anda sedang berjalan santai, jalan-jalan sore misalnya, eh tiba-tiba ada kendaraan di belakang yang ngaloksonin terus-terusan, berteriak minta dikasih jalan?? Pada kadarnya, klakson memang merupakan alat komunikasi efektif di jalan raya, tetapi kalo sudah keterlaluan, klakson bisa saja menjadi media intimidasi kepada pengguna jalan lainnya..


Sepertinya attitude atau sikap berjalan raya, merupakan refleksi kehidupan sehari-hari. Ada rasa iri hati ketika ada yang jauh lebih superior dari kita. Tetapi anehnya, ketika ada yang jauh lebih inferior, eh kok ya malah dicaci. Jadi maunya apa sih??!!

Sopan-santun di jalan raya tidak kalah pentingnya dengan sopan-santun dalam kehidupan sehari-hari. Bukan kenapa-kenapa, karena hal ini terkait dengan keselamatan baik diri sendiri maupun orang lain. Jangan mudah terprovokasi oleh kendaraan yang ngebut, menyalip kendaraan kita. Beikan sedikit empati, kan kita tidak tahu alasan apa si pengendara tersebut kebut-kebutan, mungkin saja dia sedang terburu-buru. Begitu juga sebaliknya, ketika ada kendaraan yang berjalan pelan, kita bisa dengan santun menekan klakson untuk meminta jalan. Harus kita sadari bahwa terdapat perbedaan karakteristik manusia dalam mengendarai kendaraannya, ada faktor usia, ada faktor kelamin dan bahkan ada faktor kecepatan reaksi terhadap impuls yang diberikan kepada mereka.

Maka dari itu, marilah kita sama-sama berempati, bertoleransi dan saling menghormati satu sama lain, guna tercipta sistem transportasi yang nyaman, aman dan "bersahabat".

Pic Source






Senin, 07 Maret 2011

4L4Y aka Anak Layangan

Asal muasal orang alay itu adalah orang2 kaya yang cukup kuat bayar pajak mahal untuk sekedar punya pelat nomor cantik..bener ga sih??

Jumat, 04 Maret 2011

Motor 2 Tak itu..


Kalo menurut saya..make motor 2 tak itu cenderung butuh kesabaran ekstra. Bagaimana tidak, terkadang ada rasa panas yang menjadi-jadi di hati seorang pengendaranya (overheat) tatkala ada bebek 4 tak sruntulan yang motong ni motor. Makanya, perlu ada radiator di hati supaya ga kepancing, terus muntir gas tidak pada tempatnya...xixixi

Jujur ini adalah pengalaman saya sendiri sebagai pemakai motor 2 tak. Kasus lainnya adalah ketika ketemu motor yang sama, sama-sama 2 tak, sama-sama kawasaki, sama-sama Ninja RR..Eh, kok ya malah sama-sama kepancing?? Hahaha.. 
Mungkin dikarenakan sudah tidak ada saingan kali ya, sehingga motor satu klanpun juga "diajak ribut".

Sellow, ini hanya pendapat saya saja yang habis mengalami kejadian seperti yang saya sebutkan terakhir. Saya tidak bermaksud menggeneralisir bahwa semua pengendara motor 2 tak adalah biker yang serampangan. Keep brotherhood. !!

Long live 2 strokers lah pokoknya..

Kamis, 03 Maret 2011

DRL aka Daytime Running Light


Aplikasi DRL

DRL atau yang kalo dalam bahasa kampung sayanya, Daytime Running Light, sepertinya bakal kembali menjadi topik pro-kontra di antara para stakeholders Sistem Transportasi di Indonesia. Hal ini tidak lain disebabkan dari untung dan rugi dari Program tersebut di mata masyarakat. Indonesia seperti yang kita ketahui adalah negara yang termasuk dalam kategori negara dengan pendapatan sedang/rendah, dengan kata lain bisa ditarik secara kasar pertimbangan ergonomis menjadi sesuatu yang sangat dipertimbangkan oleh masyarakatnya, terkait peraturan pemerintah seperti "lampu menyala sepanjang hari" ini.
 Namun, dalam sudut pandang lain, DRL di beberapa negara maju telah terbukti mampu mereduksi tingkat kecelakaan di negara-negara maju tersebut. Lantas bagaimanakah solusinya?? Yah, kalo menurut saya sih kembali ke masyarakatnya...seberapa besar masyrakat menghargainya nyawanya ketimbang harga sebuah bohlam lampu..Hehe